Rabu, 29 Desember 2010

FILSAFAT MANUSIA


Filsafat sebagai alat teropong atau sebagai teknik pengamatan untuk mendekati sesuatu untuk mengetahui secara mendalam dan keseluruhan. Dan dalam kajian filasafat terdapatnya filasafat manusia dimana manusia sebagai komponen utama apalagi dalam komunikasi, manusia sebagai faktor terpenting dimana manusia menjadi komunikator dan komunikan.  Adler mengungkapkan bahwa pada awalnya manusia dimotivasikan oleh dorongan-dorongan sosial dengan itu manusia pada dasarnya adalah mahluk sosial. mereka menghubungkan dirinya dengan orang lain,aktif dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan kerja sama sosial, menempatkan kesejahteraan sosial diatas kepentingan diri sendiri dan mengembangkan gaya hidup yang mengutamakan orientasi sosial. Calvin S. Hall dan Gardner dalam A. Supratiknya (1993:241)
Dalam filsafat komunikasi yang menjadi kajian adalah manusia dan ilmu, maka berbicara kajian filasafat manusia karena didalam komunikasi faktor utama dan terpenting yang menjadi kajian adalah manusia. Melihat hakikatnya manusia merupakan komunikator dan komunikan dalam kegiatan komunikasi.
Kelompok Manusia
-       Manusia tahu, bahwa ia tahu.
-       Manusia tahu, bahwa ia tidak tahu.
-       Manusia tidak tahu, bahwa ia tahu.
-       Manusia tidak tahu, bahwa ia tidak tahu.
Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh dan dimiliki manusia itu sebenarnya ada jika manusia itu sendiri sudah mengambil kesimpulan dari berbagai pengalamannya bahwa objek yang ingin diketahuinay sudah benar-benar diketahui.
Mengenal manusia melalui filsafat dalam mengungkap segala pertanyaan tentang manusia, sifat dasar dan hakikat berbagai kenyataan yang tampil dimuka. Maka, Filsafat manusia merupakan bagian dari filsafat yang mengupas apa artinya manusia. Filsafat manusia mempelajari manusia sepenuhnya, sukma serta jiwanya. Filsafat manusia perlu dipelajari karena manusia adalah makhluk yang mempunyai kemampuan hak istimewa dari sampai batas tertentu memiliki tugas menyelidiki hal-hal secara mendalam. Manusia dapat mengatur dirinya untuk dapat membedakan apa yang baik dan buruk baginya yang harus diperoleh dari hakikat diri manusia. Kesulitan Bagi Suatu Filsafat Manusia Filsafat berpretensi mengatakan apa yang paling penting bagi manusia. Para filsuf mangatakan dan menimbulkan berbagai pendapat. Bagi Platon dan Platin misalnya, manusia adalah suatu makhluk ilahi. Bagi Epicura dan Lekritius sebaliknya manusia yang berumur pendek lahir karena kebetulan dan tidak berisi apa-apa. Descartes mengambarkan manusia sebagai terbetuk dari campuran antara dua macam bahan yang terpisah, badan dan jiwa.
Filsafat bertanya pada diri sejak ribuan tahun apakah manusia itu, dan darimana datangnya manusia, tempat apakah yang didudukinya dalam alam semesta yang luas, darimana manusia datang dan untuk apakah ia ditakdirkan. Watak, Sifat Manusia, Obyek Filsafat Manusia Filsafat manusia menduga bahwa suatu watak manusia suatu kumpulan corak-corak yang khas, atau rangkain bentuk yang dinamis yang khas yang secara mutlak terdapat pada manusia. Kategori manusia secara fundamental dari semua kebudayaan memiliki kesamaan. Suatu kebudayaan manusia tidak mungkin ada tanpa bahasa. Semua kebudayaan diatur untuk dapat menyelamatkan solidaritas kelompok yang dengan cara memenuhi tuntutan yang diajukan oleh semua orang, yaitu dengan mengadakan cara hidup teratur yang memungkinkan pelaksanaan kebutuhan vital mereka.
Keberadaan Manusia dimana manusia mampu mengetahui dirinya dengan kemampuan berpikir yang ada pada dirinya. Manusia menghasilkan pertanyaan tentang segala sesuatu. Filsafat lahir karena berbagai pertanyaan yang diajukan oleh manusia. Ketika Manusia mulai menanyakan keberadaan dirinya, filsafat manusia lahir dan mempertanyakan, “siapakah Kamu Manusia?” Manusia bisa memikirkan dirinya, tapi apakah tujuan pertanyaan yang diajukannya. Keberadaan dirinya diantara yang lain yang membuat menusia perlu mendefinisikan keberadaan dirinya. Apabila pernyataan bahwa manusia dapat mengatur dirinya untuk dapat membedakan apa yang baik dan buruk baginya yang harus diperoleh dari hakikat diri manusia.
Hakikat diri manusia tidak akan muncul ketika tidak terdapat pembanding diluar dirinya. Sesuatu yang baik dan buruk pada manusia menunjukkan dirinya ada dinilai diantara keberadaan yang lain. Maka, proses manusia didunia ini mengalami metamorphosis dari manusia purba sampai manusia modern seperti saat ini.
Dan dibawah ini, pendeskripsian manusia-manusia purba yang mengidentikan kita saat ini, sebagai konsepsi dan prilaku mahluk yang berakal dan berbudaya. Adapun beberapa konsepsi manusia dan prilakunya sebagai berikut:

Homo Sapiens
Homo Sapiens merupakan mahluk yang berpikir sehingga merupakan mahluk yang cerdas dan bijaksana. Daya pikir yang ada pada manusia menjadikan mampu berpikir apakah yang sebaiknya dilakukan pada masa sekarang atau masa yang akan datang dengan berdasarkan pertimbangan masa lalu yang merupakan pengalaman dan pertimbangan baik buruknya suatu masalah. Pemikiran yang sifatnya abstrak merupakan salah satu wujud budaya manusia yang kemudian diikuti wujud budaya lain, berupa tindakan atau perilaku, ataupun kemampuan mengerjakan suatu tindakan.  
Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki postur tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Dengan sifat dan sikap layaknya manusia sekarang, kehidupan yang sangat sederhana dan hidupnya selalu bekerja keras dan mengembara.
Adapun jenis Fosil Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia terdiri dari :
1)      Fosil Manusia yang ditemukan di daerah Ngandong lembah Sungai Bengawan Solo tahun 1931-1934. Fosil ini setelah diteliti oleh Von Koenigswald dan Weidenreich yang kemudian diberi nama Homo Sapiens Soloensis (Homo Soloensis).
2)      Fosil Manusia yang ditemukan di Wajak (Tulung Agung) tahun 1889 oleh Van Reitschotten yang kemudian diteliti oleh Eugene Dubouis dan diberi nama menjadi Homo Sapiens Wajakensis.

Homo Mechanicus
Menurut aliran Behaviorisme Homo Mechanicus merupakan mahluk dari segi prilakunya digerakkan oleh lingkungan dimana mahluk tersebut hidup. Manusia mampu berperilaku baik buruknya merupakan hasil belajar dimana terjadinya perubahan perilaku akibat pengaruh dari lingkungannya. Dari sini timbul “teori belajar” dan teori “tabula rasa”.  Manusia dalam teori tersebut dianggap sebagai kertas putih atau meja lilin ketika lahir  artinya manusia belum memiliki “warna mental”. Namun, pada perkembangannya yang menyebabkan berubahnya dan bertambahnya warna mental tersebut adalah pengalaman.  Secara singkat maka aliran ini menekankan bahwa perilaku manusia, kepribadian manusia, serta tempramen didasarkan pada pengalaman inderawi (sensory experience).
Pada metode ini perilaku manusia disebabkan adanya stimuli yang  terkondisi atau bersifat netral  dengan stimuli yang tak terkondisikan. Hipotesis tersebut menunjukkan bahwa organisme bisa diajar bertindak dengan pemberian sesuatu rangsangan.Untuk menggambarkan metode ini oleh Pavlov melakukan eksperimen dengan seekor anjing yang dikondisikan dengan stimulus tertentu. Pada akhirnya didapati dalam eksperimen tersebut bahwa apabila anjing melihat bekas makanan maka air liur hewan itu keluar sebagai “hasil belajar' mengaitkan bekas makanan yang dilihat dengan makanan yang akan diberikan kelak.

Homo Volens (Homo Val)
Menurut Sigmund Freud Homo Volens merupakan mahluk yang digerakkan oleh suatu keinginan yang terpendam dalam jiwanya. Hal ini dijelaskan pada aliran psikonalisis dimana manusia memperhatikan struktur jiwanya, Fokus aliran ini adalah totalitas kepribadian manusia bukan pada bagian-bagiannya yang terpisah.
Perilaku manusia dianggap sebagai hasil interaksi sub sistim dalam kepribadian manusia yaitu:
a. Id, yaitu bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia merupakan  pusat insting yang bergerak berdasarkan prinsip kesenangan dan cenderung memenuhi kebutuhannya .Bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan. Id adalah tabiat hewani yang terdiri dari dua bagian:
Ø Libido - insting reproduktif penyediaan energi dasar untuk kegiatan – kegiatan kosntrukstif disebut juga sebagai insting kehidupan (eros)
Ø thanatos – insting destruktif dan agresif.
b. Ego, berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia luar. Ego adalah    mediator antara  hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Egolah yang menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebgai wujud rasional. Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas
c. Super ego,  yaitu unsur yang  menjadi polisi kepribadian, mewakili sesuatu yang normatif atau ideal super ego disebut juga sebagai hati nurani,merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan kultur masyarakat. Super ego memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tidak berlainan dibawah alam sadar.
Dikutip dari :
http://blogspot.com/sahabat _senja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar